Rabu, 14 Oktober 2009

The Changcuters


Racuuuun…. Racuuuun…. Mati laju darahku memang kau racun

Siapa sih yang nggak kenal lagu ini???? Yupzt….., pemiliknya adalah The Changcuters!!!!!!! Kali ini BISMA-nerz yang Changcuterangers nggak bakalan rugi deh membaca BISMA edisi 24 ini karena Tim BISMA yang diwakili Laras, Alysa, Rangga, dan Indra berhasil mewawancarai band asal Bandung ini saat mereka manggung di Liquid Yogya.
Simak nih hasil percakapan konyol kita-kita…!!

TERBENTUKNYA THE CHANGCUTERS Pada tanggal 19 September 2004 The Changcuters terbentuk, Pada awalnya The Changcuters beranggotakan 3 Orang saja yaitu Tria (Vokal), Qibil (Gitar) dan Dipa (Bass) lalu untuk pengisi instrument lainnya mereka mengajak Alda (Gitar) dan Erick (Drum) sebagai additional Player. Alda adalah teman SMA Qibil dan pernah juga satu Band bersama Qibil semasa SMA, sedangkan Erick juga teman seband Qibil semasa SMP dan SMA awal. Formasi ini ternyata tidak berlangsung lama, Erick hanya dapat membantu sampai pada saat pembuatan demo awal The Changcuters yang berisi 4 lagu. Erick tidak dapat membantu kita karena pada saat itu Erick masi tergabung dalam Band lain. Setelah berlatih dengan materi-materi lagu mereka sendiri akhirnya mereka merasa siap untuk segera tampil. Karena keterbatasan relasi, akhirnya mereka mencoba mengikuti audisi band agar bisa tampil di acara tersebut. Karena Erick tidak bisa membantu pada saat itu akhirnya posisi additional drummer diambil oleh Irwan yang merupakan teman dari teman mereka. Alhamdulillah, walaupun Irwan baru sekali latihan, The Changcuters berhasil lolos audisi dan manggung untuk pertama kalinya..Audisi demi audisi telah mereka lewati dan dari semua audisi, mereka selalu lolos dan berhasil manggung. Ternyata posisi Irwan pada drum tidak berlangsung lama, Irwan mengundurkan diri dari posisi additional drummer di tahun 2005 Akhir, setelah sebelumnya sempat membantu kita membuat demo kedua kita yang berisi 12 lagu. Bertepatan dengan mengundurkan dirinya Irwan, Erick juga mengundurkan diri dari band lamanya. Tanpa pikir panjang lagi, Tria Qibil dan Dipa akhirnya mengajak Erick lagi dan menetapkan Erick dan Alda yang tadinya additional player sebagai personil tetap The Changcuters.


Event Class Musik Heroes di Batam yang mendatangkan The CHANGCUTERS mempunyai banyak kesan dan kenangan bagi para CR Batam. Dan ternyata ada seorang yang mempunyai andil besar atas terbentuknya Komunitas Changcut Rangers, dia adalah ADRIAN VAN HOLLAND atau biasa dipanggil BANGA sang Ketua Komunitas Changcut RANGERS di Batam.

Banga lahir di batam tgl 28 januari 1991 , Ibunya jawa, Sedangkan Ayahnya melayu. Dan ada sedikit keturunan belanda dari Ibunya. Banga adalah seorang remaja yang sedang duduk di bangku Kuliah Semester 2 Jurusan Sistem Informasi.Dia mulai suka The Changcuters ketika TC menelurkan Album kedua yaitu Mencoba Sukses Kembali dan tepatnya pada 2008.

Kenapa dia begitu termotivasi membentuk Komunitas Changcut Rangers ? Dia sangat berharap ada Komunitas fans The Changcuters atau Changcut Rangers di Batam. Dia ingin mengubah paradigma pmuda-pemuda diBatam yang cendrung suka Ke Balapan Liar, karena disana Minoritas pemuda cenderung ke balap Liar. Dan tentunya BANGA ingin memperkenalkan Kota Batam, Khususnya Komunitas Changcut RANGERSnya.

Banga mulai Mengkumpulkan anak-anak yang menggilai The CHANGCUTERS pada februari 2009. Dan sangat Beruntungnya The Changcuters manggung di Batam dan dengan sigapnya Banga mencoba Membentuk Komunitas Changcut Rangers, dan CR BATAM langsung di Resmikan oleh The Changcuters pada tanggal 1 Mri 2009. Terbilang singkat namun semuanya berjalan dengan lancar.

Banga sangat mengidolakan Gitaris Sexy kang Qibil, Karena dia menggangap Kang Qibil mempunyai gaya yang keren ketika bermain gitar, Mungkin Banga dapat dijadikan contoh untuk rangers yang ingin medirikan komunitas CR dikota kalian. CHEERS Banga dan CR BATAM. (didin/agentroy)

Penampilan para remaja itu amat menarik perhatian. Mereka beraksi dengan kemeja putih dan rompi hitam, celana ketat hingga ke betis, serta sepatu kulit lancip. Ada pula yang mengenakan setelan sepatu kain plus dasi kupu-kupu kecil menggantung di leher mereka. Tatanan rambut pun nyaris serupa: Berponi.

Ketika pandangan mengarah ke kelompok lain, modifikasi berbeda yang tampil tak kalah menyedot perhatian meski cukup dengan kaus. Tulisan besar 'Changcut Rangers' serta embel-embel nama daerah asal mereka cukup untuk mengesankan bahwa mereka adalah penggemar berat satu grup band asal Bandung. Tak salah lagi, para anak baru gede itu memang fans The Changcuters.

Dengan penampilan yang unik lantaran para personelnya setia berseragam, The Changcuters juga punya penggemar sendiri berkat musiknya yang mengusung jenis musik rock and roll khas pada era 1960-an hingga 1980-an.Ciri khas yang ternyata bermula dari kegelisahan tiga orang mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran Bandung --Mohammad Tria Ramadhani biasa disapa Tria, Muhammad Iqbal alias Qibil, dan Dipa Nandastra Hasibuan atau Dipa-- empat tahun lalu.

Sejak awal masa kuliah, mereka selalu jalan-jalan dan banyak bergaul bersama. Bahkan, Dipa yang bukan merupakan penduduk asli Bandung pun menjadi sangat cepat akrab dengan kedua temannya itu. Sampai pada suatu saat, semua tempat sudah mereka jelajahi, semua kegiatan sudah banyak dilakukan hingga mereka sudah tidak mempunyai referensi lagi untuk berbuat apa. ''Nah, akhirnya saat itu kita memutuskan untuk bikin band,'' ujar Dipa.

Mereka pun mengajak dua teman lagi untuk bergabung melengkapi The Changcuters. Mereka adalah Arlanda Ghazali Langitan atau Alda dan Erick Nindyoastomo alias Erick.
Berbeda dengan band-band lain yang berfokus pada musik yang bakal mereka usung, Tria, Qibil, dan Dipa memilih untuk membicarakan tentang konsep berpakaian mereka ketika bermain di atas panggung lebih dulu.

Tiga pemuda itu pun sepakat untuk mengusung konsep band berseragam. ''Dulu, band tahun 1960 atau 1970-an baik di dalam dan luar negeri hampir semua pakai seragam. Pada masa itu band identik dengan seragam,'' ujar Dipa. Pada rentang waktu antara tahun 1960 hingga 1970-an setiap band yang tampil selalu memerhatikan konsep visualisasi mereka. Sedangkan untuk saat ini konsep seperti itu justru sudah agak ditinggalkan. Akhirnya, The Changcuters pun memilih untuk menyuguhkan konsep visualisasi itu lewat busana seragam yang dikenakan seluruh personel. ''Selain itu, kita pakai seragam sebenarnya untuk menghilangkan perbedaan dan kesenjangan,'' kata Dipa.

Maksudnya, dalam sebuah pertunjukan band biasanya yang paling banyak menjadi sorotan adalah sang vokalis, sedangkan personel band yang lain justru kurang mendapatkan perhatian. Atau dalam beberapa keadaan justru gitarisnya yang lebih menonjol dari personel yang lain. ''Nah, dengan seragam, kita semua posisinya sejajar, cuma tinggal tampang aja yang berbicara,'' tambahnya sambil tertawa.

Untuk mereka, musik sebenarnya hanya sebagai kendaran untuk menyalurkan ekspresi di atas panggung. ''Makanya, untuk bisa melihat kemasan kita secara lengkap ya harus lihat penampilan langsungnya,'' ujar Tria.Menurut Dipa, berpenampilan menarik juga merupakan bentuk penghargaan performer kepada siapa saja yang datang menonton pertunjukannya. ''Ketika di panggung, semua orang melihat kita. Jadi, kita memikirkan itu semua (audio dan visual). Masak , kita performer , tapi kita lebih buruk dari penonton. Padahal, penonton datang lebih bergaya, masak kita nggak bisa lebih baik,'' jelas Dipa sambil mengulas senyum.Dan, The Changcuters pun resmi terbentuk dengan Tria (vokal), Qibil (gitar), Dipa (bass), Alda (gitar), dan Erick (drum).

Eksplorasi
Sejak memutuskan untuk mendirikan band berseragam itu, mereka kemudian banyak bereksplorasi dengan barbagai majalah dan referensi yang lain. Saat itu mereka tidak pernah mendefinisikan gaya berpakaian Changcuters. ''Yang penting kita seragam, keren, dan terlihat trendi,'' ujar Dipa. Bentuk seragam mereka berubah-ubah seiring waktu dan selera. Hingga akhirnya, mereka menemukan bentuk yang sering mereka kenakan saat manggung di berbagai acara: Celana ketat, kemeja rapi yang berbalut rompi atau jas, dan sepatu kulit yang lancip.

Tidak lupa juga jenis rambut mereka yang terkadang berbentuk poni ataupun disasak pada bagian belakangnya. Sedangkan untuk Tria, model rambut jambulnya tidak pernah berubah.Setelah empat tahun terbentuk, saat ini The Changcuters sudah mengemas tiga album. Album pertama, Mencoba Sukses , merupakan hasil usaha keras mereka sendiri, baik dari proses kreatif sampai pada penjualannya. Melalui album pertama tersebut, kemampuan mereka mulai mendapat pengakuan dari sebuah label besar sehingga mereka merilis album Mencoba Sukses Kembali . Bisa dikatakan album kedua tersebut merupakan kemasan ulang dari album pertama. ''Tapi, ada empat lagu yang kita ganti,'' ujar Tria.

Respons pasar pun kian bagus sehingga mendorong munculnya album Misteri Kalajengking Hitam . Dalam album terakhir ini, The Changcuters menghadirkan sejumlah varian elemen musik lain yang disebutnya sebagai 'gresrock' alias rock baru ala mereka. Dengan single pertama Main Serong , mereka menawarkan kombinasi rock dan dance dengan beat cepat.Hasilnya, dalam ajang SCTV Music Awards 2009, The Changcuters berhasil menjadi pemenang kategori Album Pendatang Baru dan Erick Changcut meraih predikat Drummer of the Year! kim



Lima Personel, Lima Tugas

Bukan cuma piawai berbusana dan bermusik di atas panggung, para personel The Changcuters ternyata juga punya kemampuan lain untuk menunjang manajemen band.
Bahkan, kemampuan mereka berbeda-beda. Sebutlah seperti Dipa yang memang mengurusi masalah public relations , Qibil yang berkutat untuk urusan fashion , Alda yang mahir accounting , Erick di bagian merchandising , dan Tria khusus berurusan dengan desain.

''Jadi, band itu adalah side job , tapi yang utama adalah perusahaan kita dan kita jadi direktur-direkturnya. Kita dibayar karena lima pekerjaan itu,'' canda Dipa. Konsep pembagian porsi kerja tersebut kemudian mendorong mereka untuk membuat CV Changcutama Indonesia Sentosa pada tahun 2008.Selain memudahkan dalam pengelolaan manajemen band, terbentuknya CV tersebut juga memudahkan mereka dalam hal legalitas ketika menjalin kerja sama melalui kontrak. ''Kita jadi lebih dilindungi. Selain itu, juga untuk memudahkan dalam hal pajak,'' kata Tria. kim
1. The Changcuters – SDSB (Seputar Dago Seperti Biasa)

2. The Changcuters – Rindu Ortu

3. The Changcuters – Remaja Masa Kini

4. The Changcuters – Senandung Pertemanan

5. The Changcuters – Mr.Portal

6. The Changcuters – Dia Gadis Rock And Roll

7. The Changcuters – Bebek Beringas

8. The Changcuters – Tua Di Jalan

9. The Changcuters – Gembel Cinta

10. The Changcuters – Suka Suka

11. The Changcuters – In De Hoii

12. The Changcuters – Maen Serong

13. The Changcuters – Main Serong

14. The Changcuters – Sang Penakluk Api

15. The Changcuters – Silat Lidah

16. The Changcuters – Pria Idaman Wanita

17. The Changcuters – Keeprock!

18. The Changcuters – I Love U, Bibeh

19. The Changcuters – Hijrah Ke London

20. The Changcuters – Hey Hey Hey (Kembali)

21. The Changcuters – Hey Nona

22. The Changcuters – Gila Gilaan

23. The Changcuters – Dang Ding Dong

24. The Changcuters – Awas Angkot

25. The Changcuters – Racun Dunia

Tidak ada komentar: